Halaman

Selasa, 02 Juli 2013

Impianku (Cerita sesuai realistis/Real)

Impianku

            Ketika SD, aku mulai tertarik dengan dunia memasak maka aku impianku menjadi seorang koki. Kemudian, ketika aku di puskesmas tertarik melihat apoteker yang membungkus berbagai macam obat-obatan maka impianku adalah apoteker. Setelah kelas 6 SD, aku mulai menyukai bahasa asing termasuk bahasa korea maka impianku belajar bahasa korea.
Ketika SMP, aku semakin menyukai hal-hal yang berbau korea maka impianku untuk pergi ke korea. Kemudian, aku sangat tertarik menjadi seorang penyiar radio maka impianku menjadi seorang penyiar radio yang menarik. Suatu hari, aku sangat sedih karena suatu hal sampai terkesan stres maka dari itu impianku menjadi seorang psikolog. Lama kelamaan aku penasaran dengan bahasa korea dan ingin pergi langsung ke sana maka dari itu impian yang kurencanakan adalah tourguide.
Sampai SMA, menjadi seorang tourguide adalah impianku. Tapi, sekarang tourguide yang bisa pergi ke jepang. Karena, di SMA hanya ada pelajarang bahasa jepang. Ketika kelas 2 saat memilih jurusan aku bimbang antara IPS menjadi psikolog dan Bahasa menjadi tourguide maka aku memilih Bahasa. Aku ingin sekali pergi ke jepang setidaknya satu hari saja. Tiba-tiba orangtuaku menolak dan menginginkan aku kuliah mengambil bahasa inggris. Padahal aku ingin sekali kuliah bahasa jepang dan menjadi duta atau tourguide! Aku juga tidak terlalu suka bahasa inggris karena bagiku kurang menarik banyak orang yang mengetahui bahasa inggris yang sudah tidak aneh lagi! Dua tahun aku selalu saja ditolak impian tourguide. Ketika ada kesempatan masuk SNMPTN, aku memilih kuliah di UPI jurusan bahasa jepang. Tapi hasilnya tidak diterima. Seketika aku lemas dan rasanya sakit impianku hancur begitu saja. Tapi aku punya satu impian lagi menjadi psikolog atau jurnalis. Ah aku kira aku akan menjadi jurnalis sesuai latarbelakang SMA ku di Bahasa. Tapi, mungkin karena keridhoan orangtuaku akhirnya terpilih di psikologi UIN bandung. Aku yang melihat pengumuman itu di sekolah menangis terharu karena orangtuaku pasti bangga sekali padaku. Padahal aku dari jurusan Bahasa yang tak punya dasar psikologi. Yah sebuah kebanggan tersendiri. Dan sekarang, aku merasa “Inilah impianku sebenarnya”. Meski negara jepang/korea semakin jauh dariku tapi ku harap bisa pergi ke jepang / korea berkat psikologi. J Psikologi gak membantu untuk mewujudkan pergi ke sana juga aku bertekad untuk menabung pergi ke sana J. Impian itu tak ada yang tidak mungkin dan ku harap bisa mewujudkan sisa mimpiku tentang jepang dan korea. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar