Impianku
Ketika SD, aku mulai tertarik dengan
dunia memasak maka aku impianku menjadi seorang koki. Kemudian, ketika aku di
puskesmas tertarik melihat apoteker yang membungkus berbagai macam obat-obatan
maka impianku adalah apoteker. Setelah kelas 6 SD, aku mulai menyukai bahasa
asing termasuk bahasa korea maka impianku belajar bahasa korea.
Ketika SMP, aku semakin menyukai hal-hal yang berbau korea maka
impianku untuk pergi ke korea. Kemudian, aku sangat tertarik menjadi seorang
penyiar radio maka impianku menjadi seorang penyiar radio yang menarik. Suatu
hari, aku sangat sedih karena suatu hal sampai terkesan stres maka dari itu
impianku menjadi seorang psikolog. Lama kelamaan aku penasaran dengan bahasa
korea dan ingin pergi langsung ke sana maka dari itu impian yang kurencanakan
adalah tourguide.
Sampai SMA, menjadi seorang tourguide adalah impianku. Tapi, sekarang
tourguide yang bisa pergi ke jepang. Karena, di SMA hanya ada pelajarang bahasa
jepang. Ketika kelas 2 saat memilih jurusan aku bimbang antara IPS menjadi
psikolog dan Bahasa menjadi tourguide maka aku memilih Bahasa. Aku ingin sekali
pergi ke jepang setidaknya satu hari saja. Tiba-tiba orangtuaku menolak dan
menginginkan aku kuliah mengambil bahasa inggris. Padahal aku ingin sekali
kuliah bahasa jepang dan menjadi duta atau tourguide! Aku juga tidak terlalu
suka bahasa inggris karena bagiku kurang menarik banyak orang yang mengetahui
bahasa inggris yang sudah tidak aneh lagi! Dua tahun aku selalu saja ditolak
impian tourguide. Ketika ada kesempatan masuk SNMPTN, aku memilih kuliah di UPI
jurusan bahasa jepang. Tapi hasilnya tidak diterima. Seketika aku lemas dan
rasanya sakit impianku hancur begitu saja. Tapi aku punya satu impian lagi
menjadi psikolog atau jurnalis. Ah aku kira aku akan menjadi jurnalis sesuai
latarbelakang SMA ku di Bahasa. Tapi, mungkin karena keridhoan orangtuaku
akhirnya terpilih di psikologi UIN bandung. Aku yang melihat pengumuman itu di
sekolah menangis terharu karena orangtuaku pasti bangga sekali padaku. Padahal
aku dari jurusan Bahasa yang tak punya dasar psikologi. Yah sebuah kebanggan
tersendiri. Dan sekarang, aku merasa “Inilah impianku sebenarnya”. Meski negara
jepang/korea semakin jauh dariku tapi ku harap bisa pergi ke jepang / korea
berkat psikologi. J Psikologi gak
membantu untuk mewujudkan pergi ke sana juga aku bertekad untuk menabung pergi
ke sana J. Impian itu tak
ada yang tidak mungkin dan ku harap bisa mewujudkan sisa mimpiku tentang jepang
dan korea. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar