Suatu hari, ketika dia memilih pilihan yang pertama mungkin semuanya terasa seperti jalan tol yang mulus, tapi kemudian terasa seperti jalan berlubang dan penuh lubang. Teman-teman sekitarnya menganggap pilihan itu sungguh tak normal, tak wajar dan terlalu kaku, tapi mereka tak pernah merasakan dia yang begitu sulit menentukkan sehingga memilih yang pertama. Mereka itulah tak kan pernah tahu dan mengerti tatkala mereka tak pernah merasakan atas pilihan yang dibuatnya. Mereka itulah tak kan pernah merasakan beratnya memilih sesuatu yang bahkan tak ingin kau pilih. Dia begitu rapuh, dan perasa, tapi akulah selalu meyakinkannya bahwa kesakitan itu dapat dia lalui, kesakitan itu harus dia tahan sampai semuanya benar-benar berkata bahwa kau benar bisa terbebas. Tapi tak pernah dia mengetahui hal itu, tak pernah dia mengerti perkataanku karena begitu rapuhnya dia sampai tak memperdulikan apapun. Mungkin persahabatan itu terbentuk karena rasa sakit aku dan dia, rasa senasib aku dan dia, tapi cinta mungkin dapat merubah.
Ketika cinta itu datang, dialah obat dalam hatinya yang membuat pilihannya berubah. Ketika cinta datang, dialah merubah pilihannya menjadi yang kedua. cinta sesuatu yang membuat orang berubah tapi tidak dengan aku yang tak bisa berubah, karena bagku cinta itu seperti obat yang membuat kita menahan rasa sakit apapun. Dia selalu seperti itu, berjalan tanpa arah, tanpa fokus dengan apa yang dia jalani, dia hanya tahu bagaimana caranya bertahan hidup dan mempertahankan cinta.
Aku bahkan tak mengerti atas apa yang dia putuskan untuk menjalani hidup, tapi satu yang ku ketahui dia begitu untuk membuatnya menyadari bahwa setidaknya dia bertahan dengan senyuman karena pilihannya yang penuh resiko.
Semoga apa yang admin ceritakan bisa menjadi hikmah atau inspirasi positif bagi orang lain. Ambil hikmah dalam setiap kisah hidupmu, hidupku, dan hidup kita ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar