KEIKHLASANKU PADA DIA
Persahabatan memang indah,
seperti yang dialami oleh
ketiga cewek dan
kedua cowok. Sama dengan cerita yang biasa terjadi, sebuah persahabatan antara cowok dan cewek berlanjut pada
pacaran. Syahna dengan Rino, Terra dengan Doni tapi sayangnya hanya
Farra yang tidak berpacaran. Farra anak yang pintar, dia selalu mementingkan
pelajaran dari pada asmaranya. Dia tak pernah berpikir untuk mengikuti Syahna
dan Terra yang mempunyai pacar. Awalnya Syahna tak mempermasalahkan hal itu,
tapi lama kelamaan dia ingin menjodohkan Farra karena rasanya bosan berbicara
tentang cinta kepadanya.
Cuaca
begitu dingin, air hujan menetes dengan deras. Farra menunggu hujan reda,
tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendekatinya.
“Menunggu
hujan reda yah??”
“Yah,
tapi maaf siapa kakak ini?”
“Oh,
ya perkenalkan nama saya Fattah kelas XI IPA 2. Kamu Farra kan?”
“Kok,
kakak tahu? Saya memang Farra. Tapi kira-kira kapan reda yah?”
“Saya
lihat kamu dilapang ketika kamu dapat juara kelas. Emang kamu ada acara?”
“Saya
sudah janji pada teman-teman untuk belajar. Aku tak mau jika dianggap melanggar janji”
“Aku
salut padamu!!! Mmh, kalau begitu ikut saja sama aku? Lagipula hujan tak begitu
deras”
“Mmh,
gimana yah, aku takut merepotkan kakak”
“Tak
apa-apa. Ayo!!” sambil menarik Farra
Karena
takut tak menepati janji, Farra terpaksa menerima tawaran Fattah. Ketika sampai
di tempat yang dituju, teman-teman Farra merasa aneh melihatnya dengan Fattah.
Kemudian Farra mengucapkan terimakasih pada Fattah. Syahna dan Terra mulai
berpikir untuk mencomblangkan Farra.
Seminggu kemudian kepala Farra merasa pusing, tapi ia tetap
memaksakan untuk pergi sekolah. Selama di kelas dia terus diam karena kepalanya
tambah pusing. Syahna dan Terra yang melihatnya menyuruh Farra istirahat di
rumah. Tapi ia tetap tak mau. Jam 14.00 bel berbunyi waktunya pulang. Farra
yang seharusnya cepat pulang malah melanjutkan dengan ekskul. Jam 16.00 ekskul
selesai Farra menunggu Angkot yang melewati rumahnya. Fattah yang melihat Farra
langsung mendekatinya.
“Hai
fa, kenapa udah sore belum pulang juga?”
“Kak
Fattah… lagi nunggu angkot. Tapi saya harap jangan tawarin naik motor kakak
soalnya saya jadi berhutang budi kepada kakak!”
“Lho
kok gituh?! Tapi kakak lihat wajah kamu sudah pucat.. apakah kamu sakit?”
“gak
sakit kok.. (sambil menahan rasa pusing dikepala)”
“Ya
udah, yakin nih gak dianterin”
Tiba-tiba Farra pingsan, Fattah sangat kaget dan langsung
memangkunya ke tempat duduk. Fattah merasakan hal yang aneh pada jantungnya
terasa berdetak begitu kencang. Beberapa menit kemudian Farra sadar.
“Kak
Fattah??”
“Kamu
sudah sadar! Kamu tadi pingsan dan aku sangat kaget melihatnya!”
“Kenapa
mesti kaget???”
“Hari
ini waktu yang gak tepat, malahan sangat cepat.. entah kenapa ketika melihat
kamu rasanya senang sekali. Aku kagum pada kamu, dan ketika kamu pingsan aku
sangat kaget dan rasa cemas menggelayut dihatiku.. aku terus berpikir apa ini
cinta dan aku memutuskan, fah aku cinta kamu”
“Apa??
Aku masih pingsan yah. Aku harus cepat-cepat terbangun dari mimpi ini!”
“Ini
asli farra!!! apakah kamu mau menerima aku?”
“Sebenarnya
aku juga merasakan ini terlalu cepat, tapi aku juga suka sama kakak yang selalu
perhatian padaku”
Setelah hari itu, kisah si pink dimulai. Syahna dan Terra yang
mendengarnya merasa senang dan merencanakan triple date. Farra merasakan hal
yang istimewa dalam hatinya yaitu rasa cinta. Setiaphari mereka berdua selalu
pulang dan berangkat bersama. Fattah begitu perhatian kepada Farra. Ia
terkadang membawa makanan untuk Farra yang suka terlambat makan. Rasanya dunia
terlihat begitu manis dan pink.
Seminggu sudah Fattah yang aktif dalam ekskul agronomi jarang
bertemu dengan Farra. hubungan mereka menjadi renggang, tapi Farra senantiasa
berpikir positif. Ketika pulang sekolah Farra melihat Fattah dengan seorang
wanita. Dia terlihat asyik tertawa dan memboncengi wanita itu. Farra yang ingin
terus berpikir positif berubah menjadi pikiran negatif. Farra marah dan kesal
melihat Fattah yang mementingkan wanita itu daripada pacarnya. Keesokan harinya
Fattah mendekati Farra tapi ia seolah-olah tak melihatnya dan membiarkannya.
Fattah marah merasa tak di anggap dan menanyakan apa salahnya tapi Farra terus
diam. Syahna yang geram melihat hubungan mereka yang renggang memberitahu
kesalahan Fattah dengan seorang wanita. Fattah tersenyum mendengarnya dan
memberitahu bahwa wanita itu adalah pacar sepupunya. Fattah dan sepupunya
sangat dekat tak ayal, wanita itu ingin mengetahui kebiasaan dan kesukaan
pacarnya sendiri (sepupu Fattah). Syahna tertawa mendengarnya, Farra meminta
maaf dan merasa malu karena telah salah prasangka.
Tigun
sudah mereka menjalin asmara. Tak ada kata selingkuh dalam hubungan mereka.
Sekarang Fattah sudah keluar dari sekolah dan melanjutkan kuliah. Tapi ia tak
lupa untuk menjemput Farra setiap hari ke sekolah. Suatu hari Farra merasa aneh
pada Fattah, dia terlihat takut kehilangan dan selalu bilang bahwa akan setia
pada Farra. Sudah beragam cara Farra mengorek maksud sikap yang seperti
menyembunyikan sesuatu tapi Fattah tetap tak ingin memberitahunya. Hari minggu,
handphone Farra berdering, diangkatnya ibunya Fattah yang ingin bertemu di
salah satu kafe. Farra siap-siap berdandan secantik mungkin dan memakai pakaian
terbaiknya. Sampai di kafe itu, Farra menundukan kepalanya dan bersalaman
dengan ibunya Fattah.
“Saya
tidak suka bertele-tele! saya mengajak kamu bertemu adalah untuk memberitahukan
bahwa Fattah akan menikah dengan jodoh pilihan kami”
“Apa??!
Tapi ini terlalu mengagetkan untukku”
“Tante
pikir Fattah tak serius menjalin hubungan denganmu tapi ternyata kamu makin
dekat! Kamu tak cocok dengan anak saya. Calon tunangannya itu seiman dengan
kami”
“Kenapa
saya tak seiman tante? Bukankah kita sama-sama beragama islam?”
“Kamu
itu PERSIS tidak seperti kami yang NU. Kami pikir kamu tidak akan cocok dengan
kami”
“Tapi
tante PERSIS dan NU itu sama-sama islam!”
“Pokoknya
kami kan tetap menjodohkan dengan wanita yang sama-sama NU!”
Hati
farra begitu sakit, ia segera keluar dari kafe itu dan menangis tersedu-sedu.
Farra yang ingin menikah dengan Fattah merasa impiannya hilang begitu saja. Pulang
ke rumah dia sendiri memandang foto mereka berdua. Syahna dan Terra segera ke
rumah Farra dan menyarankan agar tak memperdulikan perkataan ibunya Fattah.
Suatu hari, Fattah bertemu dengan Farra. Tapi Farra terus melamun.
“Ada
apa fah? Kenapa dari tadi melamun?? (tiba-tiba berpikir bahwa Farra mungkin
sudah mengetahui perjodohannya) apa soal itu?”
“Yah,
aku sudah tahu maksud sikap kamu yang aneh! Kak, aku sudah pikir ini dengan
matang-matang. Dan aku putuskan untuk membiarkanmu menikah”
“Tapi
kenapa kamu menyerah begitu saja?!”
“Tanpa
ibu dunia kan hampa meskipun kamu punya aku.. jika ini demi kebaikan kamu aku
rela melepasmu”
“Jangan
bilang begitu!!!”
Farra
berlari meninggalkan Fattah karena tak ingin terlihat menangis. Hati mereka
sangat sakit tapi apa boleh buat jalan ini begitu sulit jika untuk dilanjutkan.
Seminggu kemudian acara pernikahan Fattah digelar. Farra dan
teman-temannya di undang, setelah datang kesana Fattah malah turun pelaminan
dan menemani Farra.
“Kak,
ayo cepat naik kepelaminan! Temani istri kakak! Aku ikhlaskan kakak untuk
oranglain”
“Baiklah..
tapi fah aku akan selalu mencintaimu! Tak kan ada makhluk lain yang menempati
lubuk hatiku. Aku selalu mencintaimu, maafkan aku yang menghancurkan impian
kita untuk menikah”
Fattah
pun naik ke pelaminan. Dari tempat duduk undangan Farra melihat Fattah dengan
senyuman. Sebenarnya hatinya begitu sakit tapi keikhlasan terus dikatakan dalam
hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar