Halaman

Kamis, 04 Oktober 2012

Cerpen : KEIKHLASANKU PADA DIA


KEIKHLASANKU PADA DIA
      
Persahabatan  memang indah, seperti yang  dialami  oleh  ketiga cewek     dan  kedua  cowok. Sama dengan  cerita yang biasa terjadi, sebuah persahabatan  antara cowok dan cewek berlanjut  pada  pacaran. Syahna dengan Rino, Terra dengan Doni tapi sayangnya hanya Farra yang tidak berpacaran. Farra anak yang pintar, dia selalu mementingkan pelajaran dari pada asmaranya. Dia tak pernah berpikir untuk mengikuti Syahna dan Terra yang mempunyai pacar. Awalnya Syahna tak mempermasalahkan hal itu, tapi lama kelamaan dia ingin menjodohkan Farra karena rasanya bosan berbicara tentang cinta kepadanya.
Cuaca begitu dingin, air hujan menetes dengan deras. Farra menunggu hujan reda, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendekatinya.
“Menunggu hujan reda yah??”
“Yah, tapi maaf siapa kakak ini?”
“Oh, ya perkenalkan nama saya Fattah kelas XI IPA 2. Kamu Farra kan?”
“Kok, kakak tahu? Saya memang Farra. Tapi kira-kira kapan reda yah?”
“Saya lihat kamu dilapang ketika kamu dapat juara kelas. Emang kamu ada acara?”
“Saya sudah janji pada teman-teman untuk belajar. Aku tak  mau jika dianggap melanggar janji”
“Aku salut padamu!!! Mmh, kalau begitu ikut saja sama aku? Lagipula hujan tak begitu deras”
“Mmh, gimana yah, aku takut merepotkan kakak”
“Tak apa-apa. Ayo!!” sambil menarik Farra
Karena takut tak menepati janji, Farra terpaksa menerima tawaran Fattah. Ketika sampai di tempat yang dituju, teman-teman Farra merasa aneh melihatnya dengan Fattah. Kemudian Farra mengucapkan terimakasih pada Fattah. Syahna dan Terra mulai berpikir untuk mencomblangkan Farra.
Seminggu kemudian kepala Farra merasa pusing, tapi ia tetap memaksakan untuk pergi sekolah. Selama di kelas dia terus diam karena kepalanya tambah pusing. Syahna dan Terra yang melihatnya menyuruh Farra istirahat di rumah. Tapi ia tetap tak mau. Jam 14.00 bel berbunyi waktunya pulang. Farra yang seharusnya cepat pulang malah melanjutkan dengan ekskul. Jam 16.00 ekskul selesai Farra menunggu Angkot yang melewati rumahnya. Fattah yang melihat Farra langsung mendekatinya.
“Hai fa, kenapa udah sore belum pulang juga?”
“Kak Fattah… lagi nunggu angkot. Tapi saya harap jangan tawarin naik motor kakak soalnya saya jadi berhutang budi kepada kakak!”
“Lho kok gituh?! Tapi kakak lihat wajah kamu sudah pucat.. apakah kamu sakit?”
“gak sakit kok.. (sambil menahan rasa pusing dikepala)”
“Ya udah, yakin nih gak dianterin”
Tiba-tiba Farra pingsan, Fattah sangat kaget dan langsung memangkunya ke tempat duduk. Fattah merasakan hal yang aneh pada jantungnya terasa berdetak begitu kencang. Beberapa menit kemudian Farra sadar.
“Kak Fattah??”
“Kamu sudah sadar! Kamu tadi pingsan dan aku sangat kaget melihatnya!”
“Kenapa mesti kaget???”
“Hari ini waktu yang gak tepat, malahan sangat cepat.. entah kenapa ketika melihat kamu rasanya senang sekali. Aku kagum pada kamu, dan ketika kamu pingsan aku sangat kaget dan rasa cemas menggelayut dihatiku.. aku terus berpikir apa ini cinta dan aku memutuskan, fah aku cinta kamu”
“Apa?? Aku masih pingsan yah. Aku harus cepat-cepat terbangun dari mimpi ini!”
“Ini asli farra!!! apakah kamu mau menerima aku?”
“Sebenarnya aku juga merasakan ini terlalu cepat, tapi aku juga suka sama kakak yang selalu perhatian padaku”
Setelah hari itu, kisah si pink dimulai. Syahna dan Terra yang mendengarnya merasa senang dan merencanakan triple date. Farra merasakan hal yang istimewa dalam hatinya yaitu rasa cinta. Setiaphari mereka berdua selalu pulang dan berangkat bersama. Fattah begitu perhatian kepada Farra. Ia terkadang membawa makanan untuk Farra yang suka terlambat makan. Rasanya dunia terlihat begitu manis dan pink.
Seminggu sudah Fattah yang aktif dalam ekskul agronomi jarang bertemu dengan Farra. hubungan mereka menjadi renggang, tapi Farra senantiasa berpikir positif. Ketika pulang sekolah Farra melihat Fattah dengan seorang wanita. Dia terlihat asyik tertawa dan memboncengi wanita itu. Farra yang ingin terus berpikir positif berubah menjadi pikiran negatif. Farra marah dan kesal melihat Fattah yang mementingkan wanita itu daripada pacarnya. Keesokan harinya Fattah mendekati Farra tapi ia seolah-olah tak melihatnya dan membiarkannya. Fattah marah merasa tak di anggap dan menanyakan apa salahnya tapi Farra terus diam. Syahna yang geram melihat hubungan mereka yang renggang memberitahu kesalahan Fattah dengan seorang wanita. Fattah tersenyum mendengarnya dan memberitahu bahwa wanita itu adalah pacar sepupunya. Fattah dan sepupunya sangat dekat tak ayal, wanita itu ingin mengetahui kebiasaan dan kesukaan pacarnya sendiri (sepupu Fattah). Syahna tertawa mendengarnya, Farra meminta maaf dan merasa malu karena telah salah prasangka.
Tigun sudah mereka menjalin asmara. Tak ada kata selingkuh dalam hubungan mereka. Sekarang Fattah sudah keluar dari sekolah dan melanjutkan kuliah. Tapi ia tak lupa untuk menjemput Farra setiap hari ke sekolah. Suatu hari Farra merasa aneh pada Fattah, dia terlihat takut kehilangan dan selalu bilang bahwa akan setia pada Farra. Sudah beragam cara Farra mengorek maksud sikap yang seperti menyembunyikan sesuatu tapi Fattah tetap tak ingin memberitahunya. Hari minggu, handphone Farra berdering, diangkatnya ibunya Fattah yang ingin bertemu di salah satu kafe. Farra siap-siap berdandan secantik mungkin dan memakai pakaian terbaiknya. Sampai di kafe itu, Farra menundukan kepalanya dan bersalaman dengan ibunya Fattah.
“Saya tidak suka bertele-tele! saya mengajak kamu bertemu adalah untuk memberitahukan bahwa Fattah akan menikah dengan jodoh pilihan kami”
“Apa??! Tapi ini terlalu mengagetkan untukku”
“Tante pikir Fattah tak serius menjalin hubungan denganmu tapi ternyata kamu makin dekat! Kamu tak cocok dengan anak saya. Calon tunangannya itu seiman dengan kami”
“Kenapa saya tak seiman tante? Bukankah kita sama-sama beragama islam?”
“Kamu itu PERSIS tidak seperti kami yang NU. Kami pikir kamu tidak akan cocok dengan kami”
“Tapi tante PERSIS dan NU itu sama-sama islam!”
“Pokoknya kami kan tetap menjodohkan dengan wanita yang sama-sama NU!”
Hati farra begitu sakit, ia segera keluar dari kafe itu dan menangis tersedu-sedu. Farra yang ingin menikah dengan Fattah merasa impiannya hilang begitu saja. Pulang ke rumah dia sendiri memandang foto mereka berdua. Syahna dan Terra segera ke rumah Farra dan menyarankan agar tak memperdulikan perkataan ibunya Fattah. Suatu hari, Fattah bertemu dengan Farra. Tapi Farra terus melamun.
“Ada apa fah? Kenapa dari tadi melamun?? (tiba-tiba berpikir bahwa Farra mungkin sudah mengetahui perjodohannya) apa soal itu?”
“Yah, aku sudah tahu maksud sikap kamu yang aneh! Kak, aku sudah pikir ini dengan matang-matang. Dan aku putuskan untuk membiarkanmu menikah”
“Tapi kenapa kamu menyerah begitu saja?!”
“Tanpa ibu dunia kan hampa meskipun kamu punya aku.. jika ini demi kebaikan kamu aku rela melepasmu”
“Jangan bilang begitu!!!”
Farra berlari meninggalkan Fattah karena tak ingin terlihat menangis. Hati mereka sangat sakit tapi apa boleh buat jalan ini begitu sulit jika untuk dilanjutkan.
Seminggu kemudian acara pernikahan Fattah digelar. Farra dan teman-temannya di undang, setelah datang kesana Fattah malah turun pelaminan dan menemani Farra.
“Kak, ayo cepat naik kepelaminan! Temani istri kakak! Aku ikhlaskan kakak untuk oranglain”
“Baiklah.. tapi fah aku akan selalu mencintaimu! Tak kan ada makhluk lain yang menempati lubuk hatiku. Aku selalu mencintaimu, maafkan aku yang menghancurkan impian kita untuk menikah”
Fattah pun naik ke pelaminan. Dari tempat duduk undangan Farra melihat Fattah dengan senyuman. Sebenarnya hatinya begitu sakit tapi keikhlasan terus dikatakan dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar